A.
PENDAHULUAN
Memasuki abad Tekologi
Informasi dan Komunikasi sekarang ini
sangat dirasakan kebutuhan akan pentingnya peningkatan kualitas
Pembelajaran. Melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran kita dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar
terhadap akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu.
Terutama penerapan high tech dan high touch approach. System
teknologi informasi dalam pendidikan member jangkauan yang luas, cepat,
efektif, dan efisien terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru
dunia. Teknologi informasi berkembang sejalan sengan perkembangan teori
komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktek kegiatam pembelajaran.
Pembelajaran berbaris multimedia seperti : pembelajaran berbaris kompoter
(PBK), pembelajaran berbaris web (e-learning), pembelajaran berbantukan
computer (CAI), pembelajaran berbaris AVA merupakan bentuk pemanfaatan TIK yang
perlu dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini.
Kegiatan pembelajaran
merypakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal
ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara professional. Setiap
kegiatan embelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa.
Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain
secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai
peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan
guru tersebut.
Perpaduan dari kedua
unsure manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan
ajar sebagai mediumnya pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling
mempengaruhi dan member masukan. Karena itulah kegiaan pembelajarn harus
menjadi aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki yang jelas.
Perkembangan
Teknologi Pembelajaran (TIK) telah memberikan konstribusi terhadap terjadinya
revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dunia pendidikan
telah memasuki revolusinya yang kelima. Recolusi pertama terjadi ketika orang
menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi
ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga
terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran
dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika
digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televise untuk pemerataan
dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan
dimanfaatkannya Teknologi Informasi dan Komuniksi, khususnya computer dan
internet untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu
permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya
adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari
berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan
dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan mengembangkan teknologi
pembelajaran yang berorientasi pada interest peserta didik dam
memfasilitasi kebutuhan akan pengembangan kognitif, efektif dan psikomotornya.
Seiring dengan
perkembangan teknologi pendidikan berikut infrastruktur penunjangnya, upaya
peningkatan mutu pendidikan di atas antara lain dapat dilakukan melalui
pemanfaatan teknologi pendidikan tersebut dalam suatu system yang dikenal
dengan pembelajaran berbaris multimedia baik berupa CBI maupun online
learning. CBI dan online learning merupakan suatu system yang dapat
memfasilitasi pendidik dan peserta didk belajar lebih luas, lebih banyak dan
juga bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh system tersebut, siswa
dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan
waktu.bahan yang dapat mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam
bentuk sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio
dan animasi.
Untuk itu sudah
selayaknyalah pada pendidik harus mampu mencitakan kondisi pembelajaran yang
humanis, yaitu kondisi pembelajaran yang menenangkan dengan mengoptimalkan
peran teknologi pembelajran khususnya untuk pendidikan Islam.
B.
PERANAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN KUALITAS
Peranan teknologi
pembelajaran sebagi suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oeh
landasan teori dan praktek yang kokoh juga berusaha menyempurnakan wilayah atau
kawasn bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, berusaha
menekankan pentingnya proses dan produk.
Komponen Teknlogi
Pembelajaran, meliputi :
1.
Teori dan Praktek
Teori tediri dari konsep, bangunan
(konstruk), prinsip dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah
pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam
memecahkan permasalahan. Praktek juga dapat member konstribusi kepada
pengetahuan melalui informasi yang didapat dari pengalaman.
2.
Disain, Pengembangan, Pemanfaatan,
Pengelolaan dan Penilaian.
Kawasan disain merupakan sumbangan teoritik
terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas.
Demikian pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan
sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya, kawasan pemanfaatan secara
teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan baik. Meskipun berbgai
usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran keadaanya
masih tetap saja kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan kawasan pengelolaan
selalu ada dalam dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya tiap
fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (dikelola). Kawasan penilaian masih
menggantungkan diri pada penelitian dari
bidang lain. Sumbangan utama bidang studi ini adalah evaluasi formatif.
3.
Proses dan Sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau
kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Pengertian proses mencakup
tata urutann yang terdiri dari masukan, kegiatan dan keluaran. Sedangkan sumber
ialah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan
pembelajran dan seting lingkungan. Sumber belajar tidak terbatashanya bahan dan
alat yang digunakan dalam prses pembelajaran, namun juga mencakup tnaga, biaya
dan fasilitas. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk
membantu setiap orang untuk belajar sehingga mampu menampilkan kompetensinya
atau mengaktualisasikan kemampuannya.
4.
Untuk Keperluan Belajar
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk
memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Dalam definisi disebutkan
bahwa belajar menyangkut adanya perubahan yang relative permanen pada
pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Meyer, 1982:1040(.
Menurut Berlo (1960) unsure-unsur pada proses belajar dengan proses komunikasi
sejalan. Pada komunikasi, pesan diolah dan disalurkan yang kemudian diterima
dan diberi makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik (feed back)
kepada pengirim pesan. Sedangkan pada proses belajar, orang menganggapi,
menafsirkan dan merespon terhadap rangsangan dan mengambil pelajaran dari
akibat tanggapan tersebut.
Peranan Teknologi
pendidikan juga bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi
dan sumber daya secara tepat.
1.
Studi dan Etika Praktek
Studi mengacu pada
pengumpulan informasi dan analisis melampaui konsep penelitian tradisional. Hal
ini dimaksudkan untuk mencakup penelitian kuantitatif dan kualitatif serta
bentuk-bentuk lain dari penyedian disiplin seperti teori, analisis pilosofis.
Penelitian sejarah, proyek pembangunan, kesalahan analisis, system analisis,
dan evaluasi. Selain itu teknologi pendidikan juga sangat memperhatikan
standard an prilaku para teknolog pendidikan itu sendiri. Etika kontemporer
teknologi pendidikan mewajibkan untuk mempertimbangkan peserta didik,
lingkungan untuk belajar, kebutuhan dan “kebaikan” untuk masyarakat ketika
mereka mengembangkan praktek-praktek mereka.
2.
Memfasilitasi Pembelajran dan Meningkatkan
Kinerja
Lingkungan kognitif
dan alat-alat teknologi pendidikan membantu merancang dan menggunakan apa yang
telah diciptakan untuk membimbing peserta didik, untuk membuat kesempatan
belajar yang tersedia, dan untuk
membantu peserta didik dalam menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mereka. Di mana presentasi, latihan dan praktek secara tepat menekankan,
pelajar harus tetap hadir dalam kegiatan/proses pembelajaran dan mengambil
makna dari kegiatan tersebut.
Memfasilitasi belajar
meliputi tugas merancang/mendesain lingkungan, mengelola sumber belajar serta
melengkapi dengan perangkat belajar itu sendiri. Dalam teknologi pendidikan,
untuk memperbaiki kinerja paling sering mensyaratkan adanya klaim efektivitas.
Efektivitas sering menyiratkan efisiensi, yaitu hasil yang dicapai dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. Tapi apa yang efisien tergantung apa
tujuan yang dituju. Jadi desain bagaimanapun, akan tetap harus direncanakan
untuk teradinya kegiatan belajar dengan kerangka waktu tertentu dengan tujuan
dalam pikian dan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
Menciptakan, Menggunakan, dan Mengelola
Proses Teknologi dan Sumber Daya Secara Tepat
Ada tiga fungsi utama yang merupakan bagian
integral konsep teknologi pendidikan, yaitu menciptakan, menggunakan dan
mengelola. Fugsi ini hanya dapat dilihat sebagai rangkaian terpisah kegiatan
yang mungkin dilakukan oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda. Mereka
juga dapat dilihat sebagai tahapan proses yang lebih besar dari pengembangan
instuksional. Pendukung dari pendekatan system pengembangan instruksional akan
melangkah lebih jauh untuk menentukan bahwa fungsi-fungsi ini disertai dengan
proses evaluasi pada setiap tahap. Pemantauan keputusan dan mengambil tindakan
korektif di setiap tahapan adalah atribut penting dari pendekatan system.
Selanjutnya ketiga hal tersebut mengadopsi
istilah efektif dan efisien, efektif maksudnya teknologi pendidikan harus tepat
guna dan bermanfaat. Sedangkan efisien mencerminkan factor ekonomis yang
terkandung dalam teknologi pendidikan yang
menunjukan biaya (dari yang termurah hingga yang tertinggi), waktu mulai dari
yang terjadwal hingga tanpa jadwal, dari lama hingga yang paling singkat.
Efisien berarti pula SDM yang terlibat di dalamnya dioptimalkan peranan dan keprofesiannya
dengan baik.
C.
TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN
Teknologi dalam
pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dari teknologi
pendidikan. Secara historis, banyak perguruan tinggi yang secara evolusif
mengembangkan unit radio visualnya menjadi unit teknologi pendidikan. Dengan
cara melakukan pemilihan yang tepat terhadap hardware dan software yang
digunakan, sangat memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi atau kualisas
belajar dalam situasi tertentu. Inilah
cikal-bakal dari pengembangan teknologi pendidikan seperti yang akan kita lihat
nantinya.
Salah satu tahap yang
pali awal dalam evolusi Teknologi Pendidikan adalah yang disebut tahap
hardware. Disebut demikian karena tugas berat dalam pengembangan peralatan
pendidikan yang efektif telah dilakukannya secara layak dalam menyakinkan,
memungkinkan untuk terlayani dan terjangkau oleh anggaran sekolah, universitas
dan para penyelenggara latihan. Akan tetapi apabila pada suatu saat hardware
tersebut telah mensyaratkan maka akan dicarikan software yang kira-kira cocok.
Tahap inilah yang disebut sebagai tahap software dimana perhatian khusus
terhadap pengembangan bahan belajar tertentu yang sesuai dilakukan.
Pengembangan ini didasarkan pada penyesuaian persepsi dan teori belajar
kontemporer. Dengan demikian pada awal pengembangan teknologi pendidikan, kita
dapat mengidentifikasikan perubaan dalam pengertian istilah teknologi.
Semula pengertian
tersebut jelas mempunyai konotasi perekayasaan (engineering). Karena pengertian
dasar dari teknologi pendidikan berhubungan dengan pengembangan benda-benda
optic dan dan peralatan elektronika ang dibuat untuk tujuan pendidikan. Setelah
itu teknologi dalam pendidikan lebih banyak berhubungan dan bercampur baur
dengan psikologi dan teori belajar sebagai tujuan utama. Dengan demikian
pengertian dasar tersebut berubah menjadi pengembangan software yang sesuai
untuk digunakan dengan hardware tersebut.
Akan tetapi, pada
tahap pengembangan teknologi pendidikan ini, orang mulai sadar bahwa dalam
pendidikan dan latihan banyak yang dapat ditingkatkan dengan pemikiran yang
lebih serius dan hati-hati tentang berbagai aspek dalam merancang situasi
belajar mengajar. Keputusan seperti itu mengarah ke interprestasi baru, tentang
teknologi pendidikan, yang diartikan sebagai keseluruhan teknologi dari
pendidikan. Jadi teknologi pendidikan bukan hanya sekedar penggunaan teknologi
dalam pendidikan, dimana teknologi tersebut sesungguhnya hanya merupakan bagian
teknologi dari pendidikan.
Para ahli teknologi
pendidikan berpendapat bahwa peranan utama teknologi pendidikan adalah untuk
membantu meningkatkan efisiensi menyeluruh proses belajar mengajar. Pendapat
seperti itu tentu saja dapat di bantah. Dalam pendidikan dan latihan, meningkatkan
efisiansi mempunyai banyak arti. Hal yang mungkin dapat memperjelas arti
efisiensi tersebut, antara lain adalah sebagai berikut ;
a. Meningkatkan kualitas belajar atau penguasaan
materi blajar
b. Mempersingkat waktu yang dipakai untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dalam belajar
c. Meningkatkan kemampuan guru, dalam arti guru
dapat lebih memperhatikan siswa satu-persatu dalam julah siswa yang relatif
banyak tanpa mengurangi kualitas belajar mengajar.
d. Mengurangi biaya, tanpa mempengaruhi kualitas
belajar.
D.
KESIMPULAN
Bahwa seiring dengan
pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software, maupun hardware,
akan membawa perubahan bergesernya perenan guru sebagai penyempai pesan.
Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber
belajar, baik itu dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televise
pembelajaran, media computer atau yang sering kita kenal dengan pembelajaran
berbaris kumputer (CBI) baik model drill, tutorial, simulasi maupun games
instruction ataupun dari internet.
Sekarang ini atau di
masa yang akan dating, peran guru tidak hanya sebagai pengajar (transmitter),
tapi ia harus mulai berperan sebagai director of leraning, yaitu
sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui
pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar, bahkan bukan tidak
mungkin di masa yang akan dating peran media sebagai sumber informasi utama
dalam kegiatan pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya
penerapan pembelajaran berbaris computer (computer based instruction), di
sini peran guru hanya sebagai fasilitator belajar saja.
REFERENSI
Dewi Salma
Prawiradilaga dan Eveline Siregar. (2007). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta
: Kencana
Nasution, Prof. Dr.
MA. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjarwo S, M.Sc.
(1984). Teknologi Pendidikan. Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, jangan sungkan ...