Jumat, 31 Agustus 2012

DAFTAR PESERTA UJIAN ULANG TEORI (I & II) Rayon 111 UNY

Berikut ini kami sampaikan DAFTAR PESERTA UJIAN ULANG TEORI (I & II) Rayon 111 UNY, adapun untuk PELAKSANAAN : SABTU, 1 SEPTEMBER 2012, Pukul 13. 00 s.d Selesai, bertempat di KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

 
Untuk download Daftar Peserta Ujian Ulang Praktik 1 dan 2, silakan Klik >> Disini

Selasa, 28 Agustus 2012

Pengumuman dan Daftar Peserta PLPG Gel 5 s.d. 8 TERBARU (download)

Selamat kepada Bapak dan Ibu Guru Peserta PLPG Rayon 111 UNY gelombang 5 s.d 8, karena daftar peserta hasil PLPG Gelombang ke-5 s.d. ke-8 sudah bisa didownload. Berikut adalah  informasi terbaru Selasa, 28 Agustus 2012,  dari sertifikasiguru.uny.ac.id/ :

PENGUMUMAN PLPG GEL 5 s.d. 8
Dengan hormat,
Bersama ini kami umumkan hasil PLPG Gelombang ke-5 s.d. ke-8.

sertifikasiguru.uny.ac.id
Terima kasih.

Untuk download  daftar peserta (berisi peserta yang lulus dan mengulang/harus mengikuti ujian ulang) hasil PLPG Rayon 111 UNY gelombang ke-5 s.d. ke-8, silahkan Bapak dan Ibu klik >> disini.
(sumber link sertifikasiguru.uny.ac.id)

Senin, 27 Agustus 2012

Pengumuman Hasil PLPG Kemendiknas Gelombang 5 s.d. 8 Rayon 111 UNY

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari sertifikasiguru.uny.ac.id/Pengumuman Hasil PLPG Kemendiknas gelombang 5 s.d. 8 yang rencananya akan diumumkan sebelum lebaran, diundur menjadi hari Selasa, 28 Agustus 2012. Berikut adalah salah satu kutipan informasi dari sertifikasiguru.uny.ac.id/ :


Kepada Yth.
Peserta PLPG Sertifikasi Guru Rayon 111 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
di tempat.

Dengan hormat,
Berdasarkan hasil rapat terbatas Panitia Sertifikasi Guru Rayon 111 pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 2012 diputuskan akan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengumuman hasil PLPG Kemendiknas gelombang 5 s.d. 8 yang rencananya akan diumumkan sebelum lebaran, DIUNDUR menjadi hari Selasa, 28 Agustus 2012.

2. Pengumuman hasil Ujian Ulang I untuk peserta PLPG Gelombang 1 s.d. 4 yang rencananya akan diumumkan sebelum lebaran, DIUNDUR menjadi hari Selasa, 28 Agustus 2012.

3. Ujian Ulang ke-1 bagi peserta yang belum lulus pada PLPG Kemendiknas gelombang 5 s.d. 8 direncanakan akan diselenggarakan pada hari SABTU, 1 September 2012.

4. Ujian Ulang ke-2 bagi peserta yang belum lulus pada ujian ulang ke-1 (untuk peserta PLPG Kemendiknas gelombang 1 s.d. 4) direncanakan akan diselenggarakan pada hari SABTU, 1 September 2012.


Yogyakata, 17 Agustus 2012
Panitia

Bagi rekan-rekan guru yang akan melihat hasil Pengumuman Hasil PLPG Rayon 111 Yogyakarta Gelombang 5 s.d. 8, silahkan download dengan klik disini  ( link sertifikasiguru.uny.ac.id/.)

Selasa, 21 Agustus 2012

Banyak Ayam Pedaging Mati saat Lebaran karena Suara Petasan

Ayam Pedaging Broiler ataupun jenis Pejantan adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.
Dengan cukup singkatnya pertumbuhan ayam-ayam tersebut mungkin kita bertanya-tanya, kok bisa ya ayam dengan waktu sesingkat itu bisa untuk menghasilkan daging atau siap dipotong. jawabannya singakt saja, ya tentu bisa la wong bibit, perawatan dan pemberian pakannya juga "ekstra". Itulah kelebihan dari Ayam Pedaging Broiler ataupun jenis Pejantan, namun ada beberapa kelemahan dari ayam-ayam tersebut dan salah satu diantaranya adalah Ayam Pedaging Broiler ataupun jenis Pejantan akan mati secara shock jika mereka mendengar suara yang terdengar mendadak seperti knalpot sepeda motor, klakson yang bersuara keras, petasan dan suara-suara keras lainnya. Oleh karena itu, banyak diantara para peternak Ayam Pedaging Broiler ataupun jenis Pejantan menyiasatinya dengan "menyetel" atau memperdengarkan musik bersama lagu-lagu yang berirama slow, tujuannya jelas adalah agar si ayam pedaging tidak jadi kagetan dan mati.

Nah berkaitan dengan yang kami uraikan diatas, pada saat lebaran ini tentu saja situasina kita sudah tahu, dimana desa-desa dipadati atau kedatangan para pemudik yang mudik ke kampung halamannya. Selain mereka(pemudik) membawa oleh-oleh yang berupa makanan atau pakaian mereka juga membawa petasan-petasan atau mercon yang bersuara keras, jadi bisa  dibayangkan bagaimana efeknya bagi ayam-ayam pedaging tersebut. Dari sumber-sumber yang kami dapatkan yaitu dari para peternak ayam pedaging, banyak diantara mereka mengeluh soal suara-suara petasan saat lebaran ini, "Tiap satu suara ledakan, 5 (lima) ayam kami mati kang!" tutur mang Icim salah satu peternak ayam pedaging Kampung Bitungsari Desa Tambaksari Kab. Ciamis kepada Cijolang Mania ketika dijumpai di kandang ayamnya soal suara petasan saat lebaran.

Jadi lebaran memang bisa banyak mendatangkan berkah atau rezeki bagi banyak orang khususnya orang desa yang kedatangan pemudik/keluarga sanak famili, tetapi disisi lain sebagian orang ada yang merasa dirugikan, khususnya oleh suara petasan lebaran. Karena suara petasan yang keras, ayam-ayam pedagingnya mati.

Gambar : experimenku.blogspot.com dan ternakonline.wordpress.com

Update Status FB Melalui Jojodog Berwarna

Jika sebelumnya sobat-sobat Cijolang Mania update status facebooknya via sandal jepit, kali ini sobat-sobat bisa update status facebooknya melalui Jojodog Berwarna silahkan klik disini, atau klik pada gambar di bawah ini ... tapi jangan lupa ya untuk Login dulu ke facebook kalian masing-masing ...
 
jadi bukan kalo mancing selain duduk pake jojodog, update status fb pun bisa pake Jojodog Berwarna :) ... Selamat mencoba ...

Senin, 20 Agustus 2012

Program Wali Kelas 2012-2013

Bagi Bapak dan Ibu guru yang menjadi walikelas berikut ini adalah Program Wali Kelas Terbaru Tahun Pelajaran 2012-2013, yang bisa di download dalam format microsoft word Isi program kerja walikelas meliputi :


  1. Data Identitas Siswa
  2. Data Keadaan Siswa
  3. Jadwal Pelajaran
  4. Struktur Organisasi Kelas
  5. Denah Tempat Duduk
  6. Iventaris Kelas
  7. Diagram Absen
  8. Laporan Bulanan Wali Kelas
  9. Keadaan Siswa
  10. Prestasi Siswa, dan lain-lain.
Aplikasinya bisa didownload klik >> disini.

Minggu, 19 Agustus 2012

Mudik, Kembalikan Jati Diri

KETIKA Lebaran semakin mendekat, warga kota yang berasal dari kampung bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman. Aktivitas seperti ini populer disebut dengan mudik. Maka, suasana jalan tol akan begitu penuh sesak dipadati aneka ragam kendaraan mobil dan motor. Karena di hari Lebaran, mereka berharap sekali untuk dapat berkumpul dengan keluarga, saudara, teman karib, dan suasana perkampungan yang begitu segar udaranya.
Gejala mudik di bulan Puasa ini merupakan fenomena sosial-keagamaan yang menggambarkan keseragaman rasa, karsa dan cipta warga di bumi pertiwi. Sebab, hampir setiap tahun peristiwa pulang kampung (baca: mudik) dilakukan masyarakat untuk dapat berlebaran di tanah tempat silsilah keluarganya bermuara hingga menjadi tradisi rutinitas
tahunan. Suatu tradisi nan agung yang diproduksi oleh warga di Indonesia , karena di Timur Tengah, misalnya Arab Saudi, tidak terdapat tradisi mudik ke kampung halaman ketika Idulfitri menghampiri.

Di dalam tradisi mudik, tercermin suatu makna perennial bahwa setiap orang menghendaki atau mengharapkan kembalinya diri ke tempat asal-muasal. Tidaklah heran jika pemudik rela menempuh perjalanan panjang meskipun berjarak ratusan kilometer karena hendak bertemu dengan sanak famili. Bahkan, hanya untuk dapat menghirup udara segar pedesaan; pemudik rela antre berjam-jam di loket bus, stasiun kereta api, bahkan ada yang berani menyewa taksi
segala. Pengorbanan tersebut adalah salah satu pertanda bahwa mudik sangatlah penting dalam denyut nadi kita.
Selain untuk memperlihatkan keberhasilan yang telah dicapai, prosesi mudik juga kerap dilakukan untuk mengembalikan jati diri kemanusiaan. Sebab, motif dari tradisi mudik yang diajarkan nenek moyang kita adalah untuk mengembalikan jati diri kemanusiaan yang telah lama dijibuni atmosfer modernitas yang menyingkirkan rasa kemanusiaan sehingga kita berubah wujud menjadi manusia yang mendewakan materi sementara itu ikatan kolektif luntur seketika dan mengakibatkan pecahnya integrasi bangsa.

Spiritualitas mudik

Nurcholish Madjid (2000) memaknai Idulfitri sebagai suatu tradisi agung yang dilakukan berulang-ulang setiap tahun dalam daur ulang ruang dan waktu. Landasan epistemologis tesis demikian, ia ambil dari pengertian etimologis kata "idul" yang berderivasi dengan kata "adat" yang berarti kebiasaan yang berulang-ulang dilakukan umat manusia.
Sedangkan "fithri" adalah kesucian diri hingga dirinya bersih dari segala laku lampah yang dapat mengotori jiwanya. Maka, makna dari "idulfitri" adalah hari dimana manusia memperoleh kesucian diri yang terulang-ulang kejadiannya pada tiap tahun dalam hitungan kalender Hijriyah (menurut bulan Qomariyah).

Selain berdimensi spiritualitas, terdapat aneka manfaat yang akan diperoleh pemudik ketika dirinya berusaha kembali dari perantauan ke kampung halaman. Misalnya, dia akan merasa dekat kembali dengan warga di pedesaan sehingga muncul rasa peduli terhadap kondisi kampung halaman yang telah sedemikian tertinggal dan terisolir. Jadi, dengan melaksanakan mudik, eksistensi warga yang memiliki keluarga di pedesaan akan diuji untuk memfungsikan rasa kemanusiaannya hingga terasa (karasa tur kariksa) oleh masyarakat.

Individu warga kampung "bau lisung" adalah sederet kata yang kerap digunakan untuk menyebutkan keluguan dan kepolosan warga yang berasal dari desa-desa tertinggal. Ketika ada seorang warga yang merasa aneh dengan kemajuan kota dan dia tidak tahu apa-apa hingga banyak bertanya; warga di Sunda akan menyebutnya dengan: "jalma udik" atau primitif. Stigma demikian menggambarkan bahwa seorang warga dari kampung yang datang ke kota akan merasa sangat asing dengan suasananya sehingga berubah menjadi manusia yang diliputi ketidaktahuan.

Namun jika telah lama tinggal di kota , dia akan berubah menjadi manusia yang "kotaan" dan tidak "kampungan" lagi. Alhasil perilaku yang dibawanya dari kampung yang terkategori "udik" atau primitif akan menghilang tergantikan oleh perilaku glamourisme yang dihembuskan lifestyle warga kota . Perilaku tenang, kalem, jujur, mementingkan orang lain dan fatalistis yang terbentuk di kampung kini berganti menjadi "ngota" yang agresif, tidak sabaran, korup, dan individualistik. Maka, dengan melaksanakan mudik setidak-tidaknya warga imigran yang dahulu disebut "udik" akan menempa diri untuk kembali kepada keluhuran sikap dan tingkah laku warga desa yang sering disebut dengan "jalma udik".

Oleh karena itu, gerak kembali ke asal (kampung) merupakan proses pengembalian segala laku lampah umat manusia menuju perilaku polos dari dosa dan noda yang disebarkan hawa panas kemajuan material kota yang sedemikian menggila. Seorang pejabat di instansi pemerintahan, umpamanya, akan menempa diri untuk kembali kepada perilaku "udik" warga pedesaan yang tidak berani mengambil hak milik orang lain. Sebab, dalam kata mudik dan "udik" terkandung arti bahwa perilaku asali manusia mesti mencerminkan kepolosan, keluguan dan kejujuran bagaikan seorang warga kampung tak tahu apa-apa (bau lisung) yang tidak berani berbuat korup karena takut berbenturan dengan etika agama (tata darigama).

Makna ekonomis

Dengan tradisi mudik yang berkembang, warga seakan hendak mengamalkan tesis "ergo sum" milik Descartes yang berarti memperlihatkan eksistensi kediriannya kepada warga desa dan sanak famili. Bukan itu saja, dengan tradisi mudik pun seorang warga yang telah lama berimigrasi (nyaba) di kota-kota besar akan merasakan nikmatnya kembali ke jati diri yang asli. Sebab, dari sudut pandang psikologi, gejala mudik memuat keberbagaian makna yang dapat dijadikan terapi bagi keresahan jiwa (tension relief) manusia modern sebagai imbas dari segala problem kehidupan modern yang cenderung melelahkan.

Jika diperhatikan secara saksama, dalam tradisi mudik terdapat manfaat ekonomis bagi warga, karena para pemudik seringkali membawa oleh-oleh untuk dibagikan. Selain itu, kita juga bisa menyaksikan perilaku pemudik yang kerap memberikan "angpao", berinfak, dan memberikan hadiah kepada warga yang berdiam diri di kampung. Bahkan, anehnya lagi ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan naiknya tarif bus, kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut beberapa persen saja; pemudik seolah menerimanya dengan lapang dada.

Bukan hanya itu, dengan tradisi mudik juga pendapatan daerah akan meningkat karena pemudik banyak membelanjakan uangnya untuk membeli suvenir, makanan khas daerah, dan mengeluarkan pajak kendaraan. Seorang pengusaha dan karyawan yang lahir di desa-desa terisolasi pun akan menyadari bahwa tanah kelahirannya memerlukan uluran tangan dengan aneka ragam pemberdayaan yang dapat mengangkat harkat, derajat dan martabat mereka. Jadi, secara eksistensial para pemudik akan tetap eksis di mata, hati, dan pikiran warga pedesaan karena telah memberikan sumbangsih kemajuan bagi mereka.

Semoga dengan tradisi kembali ke tempat asal ini menjadi titik awal bagi kita untuk memulai aktivitas hidup di kemudian hari dengan laku lampah yang jujur, transformatif, konstruktif, dan yang paling utama adalah bisa meringankan beban penderitaan warga desa yang jarang diperhatikan pemerintah.


Sumber :http://www.duniaesai.com/index.php?option=com_content&view=article&id=351:mudik-kembalikan-jati-diri&catid=49:sosiologi&Itemid=93
SUKRON ABDILAH, pegiat Studi Agama dan Kearifan Lokal Sunda, Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Barat
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/102006/31/wacana03.htm

Sabtu, 18 Agustus 2012

PERANAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN


A.     PENDAHULUAN

Memasuki abad Tekologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini  sangat dirasakan kebutuhan akan pentingnya peningkatan kualitas Pembelajaran. Melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Terutama penerapan high tech dan high touch approach. System teknologi informasi dalam pendidikan member jangkauan yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia. Teknologi informasi berkembang sejalan sengan perkembangan teori komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktek kegiatam pembelajaran. Pembelajaran berbaris multimedia seperti : pembelajaran berbaris kompoter (PBK), pembelajaran berbaris web (e-learning), pembelajaran berbantukan computer (CAI), pembelajaran berbaris AVA merupakan bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini.

Kegiatan pembelajaran merypakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara professional. Setiap kegiatan embelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru tersebut.

Perpaduan dari kedua unsure manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling mempengaruhi dan member masukan. Karena itulah kegiaan pembelajarn harus menjadi aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki yang jelas.

Perkembangan Teknologi Pembelajaran (TIK) telah memberikan konstribusi terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Recolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televise untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya Teknologi Informasi dan Komuniksi, khususnya computer dan internet untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan mengembangkan teknologi pembelajaran yang berorientasi pada interest peserta didik dam memfasilitasi kebutuhan akan pengembangan kognitif, efektif dan psikomotornya.

Seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan berikut infrastruktur penunjangnya, upaya peningkatan mutu pendidikan di atas antara lain dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi pendidikan tersebut dalam suatu system yang dikenal dengan pembelajaran berbaris multimedia baik berupa CBI maupun online learning. CBI dan online learning merupakan suatu system yang dapat memfasilitasi pendidik dan peserta didk belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh system tersebut, siswa dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.bahan yang dapat mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio dan animasi.

Untuk itu sudah selayaknyalah pada pendidik harus mampu mencitakan kondisi pembelajaran yang humanis, yaitu kondisi pembelajaran yang menenangkan dengan mengoptimalkan peran teknologi pembelajran khususnya untuk pendidikan Islam.



B.    PERANAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN KUALITAS

Peranan teknologi pembelajaran sebagi suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oeh landasan teori dan praktek yang kokoh juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasn bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.

Komponen Teknlogi Pembelajaran, meliputi :

1.      Teori dan Praktek

Teori tediri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan. Praktek juga dapat member konstribusi kepada pengetahuan melalui informasi yang didapat dari pengalaman.

2.      Disain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian.

Kawasan disain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas. Demikian pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya, kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan baik. Meskipun berbgai usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran keadaanya masih tetap saja kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan kawasan pengelolaan selalu ada dalam dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (dikelola). Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada  penelitian dari bidang lain. Sumbangan utama bidang studi ini adalah evaluasi formatif.

3.      Proses dan Sumber

Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Pengertian proses mencakup tata urutann yang terdiri dari masukan, kegiatan dan keluaran. Sedangkan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajran dan seting lingkungan. Sumber belajar tidak terbatashanya bahan dan alat yang digunakan dalam prses pembelajaran, namun juga mencakup tnaga, biaya dan fasilitas. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang untuk belajar sehingga mampu menampilkan kompetensinya atau mengaktualisasikan kemampuannya.

4.      Untuk Keperluan Belajar

Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Dalam definisi disebutkan bahwa belajar menyangkut adanya perubahan yang relative permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Meyer, 1982:1040(. Menurut Berlo (1960) unsure-unsur pada proses belajar dengan proses komunikasi sejalan. Pada komunikasi, pesan diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik (feed back) kepada pengirim pesan. Sedangkan pada proses belajar, orang menganggapi, menafsirkan dan merespon terhadap rangsangan dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut.

Peranan Teknologi pendidikan juga bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi dan sumber daya secara tepat.

1.      Studi dan Etika Praktek

Studi mengacu pada pengumpulan informasi dan analisis melampaui konsep penelitian tradisional. Hal ini dimaksudkan untuk mencakup penelitian kuantitatif dan kualitatif serta bentuk-bentuk lain dari penyedian disiplin seperti teori, analisis pilosofis. Penelitian sejarah, proyek pembangunan, kesalahan analisis, system analisis, dan evaluasi. Selain itu teknologi pendidikan juga sangat memperhatikan standard an prilaku para teknolog pendidikan itu sendiri. Etika kontemporer teknologi pendidikan mewajibkan untuk mempertimbangkan peserta didik, lingkungan untuk belajar, kebutuhan dan “kebaikan” untuk masyarakat ketika mereka mengembangkan praktek-praktek mereka.

2.      Memfasilitasi Pembelajran dan Meningkatkan Kinerja

Lingkungan kognitif dan alat-alat teknologi pendidikan membantu merancang dan menggunakan apa yang telah diciptakan untuk membimbing peserta didik, untuk membuat kesempatan belajar yang tersedia, dan  untuk membantu peserta didik dalam menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Di mana presentasi, latihan dan praktek secara tepat menekankan, pelajar harus tetap hadir dalam kegiatan/proses pembelajaran dan mengambil makna dari kegiatan tersebut.

Memfasilitasi belajar meliputi tugas merancang/mendesain lingkungan, mengelola sumber belajar serta melengkapi dengan perangkat belajar itu sendiri. Dalam teknologi pendidikan, untuk memperbaiki kinerja paling sering mensyaratkan adanya klaim efektivitas. Efektivitas sering menyiratkan efisiensi, yaitu hasil yang dicapai dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. Tapi apa yang efisien tergantung apa tujuan yang dituju. Jadi desain bagaimanapun, akan tetap harus direncanakan untuk teradinya kegiatan belajar dengan kerangka waktu tertentu dengan tujuan dalam pikian dan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut.

3.      Menciptakan, Menggunakan, dan Mengelola Proses Teknologi dan Sumber Daya Secara Tepat

Ada tiga fungsi utama yang merupakan bagian integral konsep teknologi pendidikan, yaitu menciptakan, menggunakan dan mengelola. Fugsi ini hanya dapat dilihat sebagai rangkaian terpisah kegiatan yang mungkin dilakukan oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda. Mereka juga dapat dilihat sebagai tahapan proses yang lebih besar dari pengembangan instuksional. Pendukung dari pendekatan system pengembangan instruksional akan melangkah lebih jauh untuk menentukan bahwa fungsi-fungsi ini disertai dengan proses evaluasi pada setiap tahap. Pemantauan keputusan dan mengambil tindakan korektif di setiap tahapan adalah atribut penting dari pendekatan system.

Selanjutnya ketiga hal tersebut mengadopsi istilah efektif dan efisien, efektif maksudnya teknologi pendidikan harus tepat guna dan bermanfaat. Sedangkan efisien mencerminkan factor ekonomis yang terkandung dalam teknologi pendidikan  yang menunjukan biaya (dari yang termurah hingga yang tertinggi), waktu mulai dari yang terjadwal hingga tanpa jadwal, dari lama hingga yang paling singkat. Efisien berarti pula SDM yang terlibat di dalamnya dioptimalkan peranan dan keprofesiannya dengan baik.



C.    TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Teknologi dalam pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dari teknologi pendidikan. Secara historis, banyak perguruan tinggi yang secara evolusif mengembangkan unit radio visualnya menjadi unit teknologi pendidikan. Dengan cara melakukan pemilihan yang tepat terhadap hardware dan software yang digunakan, sangat memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi atau kualisas belajar  dalam situasi tertentu. Inilah cikal-bakal dari pengembangan teknologi pendidikan seperti yang akan kita lihat nantinya.

Salah satu tahap yang pali awal dalam evolusi Teknologi Pendidikan adalah yang disebut tahap hardware. Disebut demikian karena tugas berat dalam pengembangan peralatan pendidikan yang efektif telah dilakukannya secara layak dalam menyakinkan, memungkinkan untuk terlayani dan terjangkau oleh anggaran sekolah, universitas dan para penyelenggara latihan. Akan tetapi apabila pada suatu saat hardware tersebut telah mensyaratkan maka akan dicarikan software yang kira-kira cocok. Tahap inilah yang disebut sebagai tahap software dimana perhatian khusus terhadap pengembangan bahan belajar tertentu yang sesuai dilakukan. Pengembangan ini didasarkan pada penyesuaian persepsi dan teori belajar kontemporer. Dengan demikian pada awal pengembangan teknologi pendidikan, kita dapat mengidentifikasikan perubaan dalam pengertian istilah teknologi.

Semula pengertian tersebut jelas mempunyai konotasi perekayasaan (engineering). Karena pengertian dasar dari teknologi pendidikan berhubungan dengan pengembangan benda-benda optic dan dan peralatan elektronika ang dibuat untuk tujuan pendidikan. Setelah itu teknologi dalam pendidikan lebih banyak berhubungan dan bercampur baur dengan psikologi dan teori belajar sebagai tujuan utama. Dengan demikian pengertian dasar tersebut berubah menjadi pengembangan software yang sesuai untuk digunakan dengan hardware tersebut.

Akan tetapi, pada tahap pengembangan teknologi pendidikan ini, orang mulai sadar bahwa dalam pendidikan dan latihan banyak yang dapat ditingkatkan dengan pemikiran yang lebih serius dan hati-hati tentang berbagai aspek dalam merancang situasi belajar mengajar. Keputusan seperti itu mengarah ke interprestasi baru, tentang teknologi pendidikan, yang diartikan sebagai keseluruhan teknologi dari pendidikan. Jadi teknologi pendidikan bukan hanya sekedar penggunaan teknologi dalam pendidikan, dimana teknologi tersebut sesungguhnya hanya merupakan bagian teknologi dari pendidikan.

Para ahli teknologi pendidikan berpendapat bahwa peranan utama teknologi pendidikan adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi menyeluruh proses belajar mengajar. Pendapat seperti itu tentu saja dapat di bantah. Dalam pendidikan dan latihan, meningkatkan efisiansi mempunyai banyak arti. Hal yang mungkin dapat memperjelas arti efisiensi tersebut, antara lain adalah sebagai berikut ;

a. Meningkatkan kualitas belajar atau penguasaan materi blajar

b. Mempersingkat waktu yang dipakai untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dalam belajar

c. Meningkatkan kemampuan guru, dalam arti guru dapat lebih memperhatikan siswa satu-persatu dalam julah siswa yang relatif banyak tanpa mengurangi kualitas belajar mengajar.
      d. Mengurangi biaya, tanpa mempengaruhi kualitas belajar.


D.    KESIMPULAN

Bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software, maupun hardware, akan membawa perubahan bergesernya perenan guru sebagai penyempai pesan. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber belajar, baik itu dari majalah, modul, siaran radio pembelajaran, televise pembelajaran, media computer atau yang sering kita kenal dengan pembelajaran berbaris kumputer (CBI) baik model drill, tutorial, simulasi maupun games instruction ataupun dari internet.

Sekarang ini atau di masa yang akan dating, peran guru tidak hanya sebagai pengajar (transmitter), tapi ia harus mulai berperan sebagai director of leraning, yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar, bahkan bukan tidak mungkin di masa yang akan dating peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya penerapan pembelajaran berbaris computer (computer based instruction), di sini peran guru hanya sebagai fasilitator belajar saja.

 
REFERENSI
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar. (2007). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Nasution, Prof. Dr. MA. (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjarwo S, M.Sc. (1984). Teknologi Pendidikan. Erlangga.

Jumat, 17 Agustus 2012

Dimana letak pin garuda pada peci paskibra?


Pada hari ini Jumat 17 Agustus 2012 adalah Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-67 dan berkaitan dengan itu Cijolang Mania kali ini akan membahas tentang salah satu unsur yang berkaitan dan kental dengan suasana kemerdekaan, yaitu paskibra. 



Pengertian Paskibra
Paskibra adalah organisasi yang merangkap ekstra kulikuler ini hampir ada di setiap sekolah menengah atas di seluruh Indonesia, bahkan setingkat SMP dan sekolah dasar pun kini sudah banyak yang mengadakaan kegiatan ini sebagai penyaluran minat para siswa-siswi sekolah tersebut. Kegiatan utama paskibra adalah baris-berbaris dan menyiapkan upacara yang biasanya dilaksanakan pada hari senin atau upacara-upacara kebesaran seperti Hari Sumpah Pemuda, Hari Pendidikan Nasional, dan HUT Kemerdekaan RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Selain kegiatan lapangan Paskibra juga memiliki kegiatan keorganisasian.

Sejarah Paskibra
Paskibra yang terdahulu hanya merupakan pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia yang dikumpulkan untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Istana Negara, mereka disebut Paskibraka. Paskibraka merupakan singkatan dari pasukan pengibar bendera pusaka ini lahir pada tahun 1946, Presiden Soekarno memerintahkan ajudannya Husein Muntahar untuk mengibarkan bendera pusaka. yang padaa saat itu ibukota Indonesia masih berada di Yogjakarta, karena diadakannya perpindahan ibukota. Namun gagasan Husein muntahar untuk mengumpulkan para pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia masih belum dapat terlaksana, hingga tahun 1968. Setelah pada tahun 1967 Beliau dipanggil kembali oleh Presiden Soekarno untuk membicarakan tentang pengibaran bendera pusaka, dan lahirlah formasi pasukan 17 (sebagai pengiring), 8 (pasukan inti, pembawa bendera),  serta pasukan 45 (sebagai pengawal). Sangat filosofis ....

Seragam Paskibra
Seragam yang digunakan anggota paskibra merupakan pakaian yang digunakan pada saat upacara terutama upacara memperingati hari ulang tahun kemerdekaan, seragam yang diguanakan adalah seragam putih-putih, untuk pria baju lengan panjang dan celana panjang, untuk wanita baju lengan panjang dan rok pendek setinggi lutut, kecuali untuk yang berjilbab, semuanya serba panjang ditambah kerudung/jilbab. Ada beberapa tambahan pada seragam paskibra diantaranya peci warna hitam, slayer merah putih, sarung tangan dan tentu saja sepatu beserta kaos kakinya.

Dimanakah letak pin garuda pada peci paskibra?
Peci hitam adalah salah satu aksesoris yang dipakai oleh anggota paskibra, pada peci terdapat pin berbentuk gambar burung garuda, untuk pemasangannya adalah disebelah kiri bagian depan peci dan sudah merupakan sebuah ketentuannya.


 
Melihat sejarah dan kontribusi paskibra dalam kemerdekaan, tentu saja kita harus memberikan apresiasi yang tinggi, dimana anggota-anggota paskibra atau paskibraka adalah putra-putri terbaik bangsa Indonesia, generasi muda penerus bangsa.
Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia .... Merdeka Indonesiaku ....

Kamis, 16 Agustus 2012

DATA PESERTA UJIAN ULANG 1 SERTIFIKASI GURU RAYON LPTK 136 UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA TAHUN 2012 30 AGUSTUS 2012 (download)

Sehubungan dengan sulitnya untuk akses infosergurunsil, berikut adalah DATA PESERTA UJIAN ULANG 1 SERTIFIKASI GURU RAYON LPTK 136 UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA TAHUN 2012, 30 AGUSTUS 2012. Postingan ini dibuat sebagai permintaan dari rekan-rekan guru yang kesulitan mengakses infosergur unsil. berikut adalah nama-nama yang harus mengikuti ujian ulang 1 sertifikasi guru pada tanggal 30 Agustus 2012, peserta terdiri dari Kabupaten Sumedang, Tasikmalaya, Kuningan, Garut, Ciamis dan Kota Banjar :